tukang pijat wanita mencetak tanda terima pembayaran sambil tersenyum di spa kecantikan dengan sedikit ruang fotokopi

Analisis masalah kelengketan label berperekat: Bagaimana cara menghindari lepas atau meninggalkan lem?

PP不干胶

Label berperekat banyak digunakan dalam bidang logistik, ritel, pengemasan makanan, dan industri lainnya karena kepraktisannya dan daya rekatnya yang kuat. Namun, dalam penggunaan sebenarnya, masalah label yang terlepas atau noda lem yang tersisa sering terjadi, yang memengaruhi tampilan dan pengalaman pengguna produk. Artikel ini akan menganalisis cara menghindari masalah daya rekat label berperekat dari tiga aspek: prinsip daya rekat, faktor yang memengaruhi, dan solusinya.

1. Prinsip kelengketan label perekat diri
Kelengketan label berperekat terutama bergantung pada kinerja perekat. Perekat biasanya terbuat dari bahan seperti akrilik, karet atau silikon, dan daya rekatnya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, dan bahan permukaan. Kelengketan yang ideal harus memastikan bahwa label melekat dengan kuat setelah laminasi, dan tidak ada sisa lem yang tertinggal saat dilepas.

2. Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kelengketan
Bahan permukaan: Permukaan dari bahan yang berbeda (seperti plastik, kaca, logam, kertas) memiliki kapasitas penyerapan yang berbeda untuk perekat. Permukaan yang halus (seperti PET dan kaca) dapat menyebabkan daya rekat yang tidak memadai, sedangkan permukaan yang kasar atau berpori (seperti kertas bergelombang) dapat menyebabkan penetrasi lem yang berlebihan, yang dapat meninggalkan sisa lem saat dihilangkan.

Suhu dan kelembapan sekitar: Suhu tinggi dapat menyebabkan lem melunak, yang menyebabkan label bergeser atau lepas; suhu rendah dapat membuat lem menjadi getas dan mengurangi daya rekatnya. Kelembapan yang berlebihan dapat menyebabkan label menjadi lembap, yang memengaruhi efek daya rekat.

Pemilihan jenis lem yang tidak tepat: Lem permanen cocok untuk menempel dalam jangka waktu lama, tetapi mudah meninggalkan lem jika dilepas; lem yang dapat dilepas memiliki viskositas yang lebih lemah dan cocok untuk penggunaan jangka pendek.

Tekanan dan metode pelabelan: Jika tekanan tidak mencukupi selama pelabelan, lem mungkin tidak sepenuhnya menyentuh permukaan, yang memengaruhi kelengketannya; tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan lem meluap dan meninggalkan residu saat dilepaskan.

3. Bagaimana cara menghindari label terlepas atau meninggalkan lem?
Pilih jenis lem yang tepat:

Lem permanen cocok untuk fiksasi jangka panjang (seperti label produk elektronik).

Lem yang dapat dilepas cocok untuk penggunaan jangka pendek (seperti label promosi).

Lem yang tahan suhu rendah sebaiknya digunakan pada lingkungan beku, dan lem yang tahan panas sebaiknya digunakan pada lingkungan bersuhu tinggi.

Mengoptimalkan proses pelabelan:

Pastikan permukaan pelabelan bersih, kering, dan bebas minyak.

Gunakan tekanan pelabelan yang tepat untuk mendistribusikan lem secara merata.

Tekan dengan tepat setelah memberi label untuk meningkatkan daya rekat.

Kontrol penyimpanan dan penggunaan lingkungan:

Hindari menyimpan label di lingkungan bersuhu tinggi, berkelembaban tinggi, atau bersuhu sangat rendah.

Setelah pelabelan, biarkan label mengering di lingkungan yang sesuai (misalnya, didiamkan pada suhu ruangan selama 24 jam).

Pengujian dan verifikasi:

Sebelum penggunaan dalam skala besar, lakukan pengujian batch kecil untuk mengamati kinerja daya rekat di lingkungan yang berbeda.

Pilih bahan label yang sesuai dengan substrat, seperti PE, PP dan bahan khusus lainnya memerlukan lem khusus.

Masalah lengketnya label berperekat bukan hal yang tidak dapat dihindari. Kuncinya terletak pada pemilihan jenis lem yang tepat, pengoptimalan proses pelabelan, dan pengendalian faktor lingkungan. Melalui pengujian dan penyesuaian ilmiah, fenomena pengelupasan label atau retensi lem dapat dikurangi secara efektif, dan keandalan serta estetika kemasan produk dapat ditingkatkan.


Waktu posting: 16-Mei-2025